Ketika di-Israk dan di-Mikrojkan Allah SWT Nabi Muhammad saw menyaksikan banyak hal. Dan salah satu oleh-oleh yang didapat pada malam tersebut adalah perintah sholat lima waktu. Sholat memang sesuatu yang penting dalam Islam. Ada sholat yang wajib seperti, sholat shubuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isyak. Ada yang sunnah seperti sholat dhuha, tahajjud, rawatib, idul fitri dan yang lainnya.
Ada sholat yang hukumnya fardu ain, yaitu yang wajib bagi setiap individu mukmin. Ada sholat yang hukumnya fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang apabilan sudah ada salah satu yang mengerjakan maka yang lain akan gugur kewajibannya. Contoh sholat fardhu ini adalah sholat jenazah.
Masing-masing sholat, baik yang wajib maupun yang sunnah mempunyai bobot pahala masing-masing. Ini bisa dilihat dari nash yang menginformasikan adanya sholat dengan nilai bobot yang lebih dari yang lain, seperti sholat shubuh, sholat dhuha dan sholat tahajjud.
Untuk sholat tahajjud kita sudah tau semua. Ini karena nabi memang hampir selalu melakukannya. Sebagian ulama bahkan menempatkan sholat tahajjud pada derajat wajib.
Sedangkan untuk sholat shubuh kita tahu bahwa sholat ini dilakukan di waktu pagi buta di mana orang-orang masih nyenyak tidur dan bermalas-malasan. Oleh karena itu ibadah yang memiliki doa qunut shubuh memiliki bobot yang berat dan Allah menjanjikan pahal yang besar.
Sedangkan sholat dhuha merupakan sholat yang dilaksanakan pada saat waktu orang sedang bekerja. Jadi jika diluangkan maka tentu suatu pengorbanan. Ibadah yang memiliki doa khusus, yaitu doa sholat dhuha ini dianggap sebagai sholat untuk melancarkan rizki. Walaupun sebagian ulama mengatakan tidak demikian.
Nash, baik itu ayat Qur’an maupun hadits Nabi yang berbicaya tentang keutamaan dan pahala bagi ibadah-ibadah tersebut bisa dimaknai secara leterlek demikian, bisa juga dimaknai sebagai tarhib, yaitu untuk membuat kaum mukminin menyukai dan akhirnya mengerjakannya.